PNEUMONIA
Pengertian
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993)
Penyebab
- Virus Influensa
- Virus Synsitical respiratorik
- Adenovirus
- Rhinovirus
- Rubeola
- Varisella
- Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
- Pneumococcus
- Streptococcus
- Staphilococcus
Tanda dan Gejala
v Sesak Nafas
v Batuk nonproduktif
v Ingus (nasal discharge)
v Suara napas lemah
v Retraksi intercosta
v Penggunaan otot bantu nafas
v Demam
v Ronchii
v Cyanosis
v Leukositosis
v Thorax photo menunjukkan infiltrasi meleba
PATOFISIOLOGI :
NORMAL
( Sist. Pertahanan )
Terganggu
Organisme ® sal nafas bag bawah
Virus Pneumokokus Stapilokokus
Merusak sel epitel bersilia, Alveoli Toksin, Coagulase
sel goblet
Eksudat masuk Trombus
Kuman patogen mencapai ke Alveoli
bron kioli terminalis
terminalis
Cairan edema + leukosit Sel darah merah, Permukaan
ke alveoli leukosit, pneumokokus pleura tertutup
mengisi alvioli lapisan tebal
eksudat.
Konsilidasi Paru Leukosit + Fibrin Trombus Vena
Mengalami konsolidasi Pulmonalis
Kapasitas Vital, Lekosit lisis Nekrosis-
Compliance menurun Hemoragik
Abses,
Pneumatocele.
1. PERENCANAAN
Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret pada jalan nafas | |
Hasil yang diharapkan : Jalan nafas bersih | |
Rencana Tindakan | Rasional |
Kaji tanda-tanda vital; terutama pernafasan Kaji bersihan jalan nafas : sputum, mulut, stridor, ronchii Atur posisi klien : kepala hiperekstensi Atur posisi klien : Trendelenburk Lakukan fibrasi paru dan postural drainage Lakukan penghisapan lendir tiap 3 jam atau bila perlu Evaluasi hasil kegiatan tiap 3 jam atau bila perlu | Pernafasan merupakan karakteristik utama yang terpengaruh oleh adanya sumbatan jalan nafas Pemantauan kepatenan jalan nafas penting untuk menentukan tindakan yang perlu diambil Meminimalkan resiko sumbatan jalan nafas oleh lidah dan sputum Merupakan mekanisme postural drainage, memfasilitasi pengeluaran secret paru Rangsangan fisik dapat meningkatkan mobilitas secret dan merangsang pengeluaran secret lebih banyak Eliminasi lendir dengan suction sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 10 menit, dengan pengawasan efek samping suction Memasatikan tindakan/prosedur yang dilakukan telah mengurangi masalah pada klien |
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d Hiponatremia sekunder terhadap diare | |
Hasil yang diharapkan : - Kadar Natrium kembali normal - Tidak terdapat tanda-tanda hiponatremia : kejang, penurunan kesadaran, kelemahan | |
Rencana Tindakan | Rasional |
Kaji adanya tanda/gejala hiponatremia Kaji Intake dan output harian Berikan ekstra cairan mengandung Natrium (kolaborasi dengan dokter) Lakukan pemeriksaan elektrolit : Na minimal dua hari sekali | Gejala hiponatremia; terutama kejang sangat berbahaya bagi kondisi anak dan dapat memperberat kondisi serta menimbulkan cidera Memastikan kebutuhan cairan harian tercukupi Meningkatkan kadar Natrium dalam darah, koreksi dengan menghitung defisit Natrium (berdaraskan hasil laboratorium) Mengevaluasi hasil seluruh tindakan |
Hiperthermia b.d proses penyakit | |
Hasil yang diharapkan : - Suhu tubuh normal (36-37OC) | |
Rencana Tindakan | Rasional |
Kaji saat timbulnya demam Kaji tanda-tanda vital tiap 3 jam atau lebih sering Berikan kebutuhan cairan ekstra Berikan kompres dingin Kenakan pakaian minimal Berikan terapi cairan intravena RL ½ Saline dan pemberian antipiretik Atur suhu incubator | Mengidentifikasi pola demam Acuan untuk mengetahui keadaan umum klien Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh Pemberian caiaran sangat penting bagi klien dengan suhu tinggi. Pemberian caiaran merupakan wewenang dokter sehingga perawat perlu berkolaborasi dalam hal ini. Inkubator mampu mempengaruhi suhu lingkungan bayi; penting dalam proses konduksi dan evaporasi |
0 komentar:
Posting Komentar