KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
keperawatan Pada Lansia dengan Gangguan Fungsi Psikososial”
Kami
telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah dengan
sebaik-baiknya. Namun kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran ilmu keperawatan
khususnya, dan instansi pada umumnya.
Penyusun
Mataram,
8 May 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Sistem integumen
adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini
berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari
mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta
menjaga keseimbangan tubuh. misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan,
kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.
Ganguan psikis
juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna
stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit
wajah.
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit
bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
2.
Tujuan
a.
Mahasiswa mampu
memahami tentang sistem integumen !
b.
Mahasiswa mampu
memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem integumen !
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengetian sistem Integumen
Kata ini berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Kulit merupakan
organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging
dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter
persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa
lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Sifat-sifat
anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat berbeda.
Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan -tuntutan
faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di
telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan
pencerminan penyesuaiannya kepada fungsinya masing - masing. Kulit di daerah
-daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan
bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang ada di
dalam lapisan kulitnya.
Pada permukaan kulit
terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk pola yang
berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti
yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal
dengan pola sidik jari (dermatoglifi).
2.
Anatomi Sistem Integumen
a. Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia.
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari),
dermis (lapisandalam/kulit jangat) dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1. Epidermis
Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri
atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum
germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas.
Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti danberfungsi mengganti
stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berintidan
mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang
selalum embentuk sel-sel baru ke arah luar.
·
Stratum korneum,
merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
·
Stratum
lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
·
Stratum
granulosum, mengandung pigmen
·
Stratum
germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2. Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut,
ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000
ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat
mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah
sebagai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh. Pada suhu
lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler
di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan
air dan sisa metabolisme.
Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya
keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu
dipermukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya,
saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler
di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan
air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh
tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini
mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang
terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan
kelenjar minyak ( glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat
yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat
dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang
rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki
rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari
makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat
otot penegak rambut.
3. Subkutis / Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini
banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung
tubuh terhadap benturan, dan menahanpanas tubuh. kulit dapat dibedakan
yaitu;
a. Kulit Tebal
Tebal 0,8 mm ± 1,4 mm. Terdiri dari 5 lapisan. Dari
bawah yaitu : Stratum Basale (Germinativum), Stratum Spinosum, Stratum
Granulosum, Stratum Lucidium, dan Stratum Corneum.
b. Kulit Tipis
Tebal 0,07 mm ± 0,12 mm. Memiliki 4 lapisan, tanpa
Stratum Lucidium (Guton, Arthur C.), terdapat pada bagian yang kekurangan rambut
(telapak kaki dan telapak tangan).
Fungsi Kulit
Kulit pada manusia
mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara
umum yaitu:
a. Fungsi proteksi (melindungi).
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang
dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas
misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya
bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan
serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan
fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari
dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil).
b. Proteksi dari rangsangan kimia
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat
stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. Di
samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia
dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan
sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan
perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati
melepaskan diri secara teratur.
c. Fungsi absorbsi (menyerap).
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan
dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu
juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan
metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus
sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui
sel-sel epidermis.
d. Fungsi kulit sebagai pengatur panas (regulasi)
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan
suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan
oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu
viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan
dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler
melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat
sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi
(pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat
dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan
keringat, kontraksi otot, dan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh
darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus
vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding
pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstra cairan karena
itu kulit bayi tampak lebih edema karena lebih banyak mengandung air dan
natrium.
e. Fungsi ekskresi.
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang
tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea,
asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit)
ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
f. Fungsi persepsi.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di
dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis
dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh
papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
g. Fungsi pembentukan pigmen.
Set pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada
lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna
kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion
Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa
oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit
melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
h. Fungsi keratinisasi.
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk
menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratonosit ini
menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur
hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan
tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit
terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.
i.
Fungsi
pembentukan vitamin D.
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya
dari proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
b. Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di
kulit manusia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari
folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang
disebut trikoma.
Fungsi rambut :
Fungsi rambut :
1. Isolator, pengatur suhu tubuh
2.
Organ indera
misalnya pada vibrissae atau rambut sinus.
c. Kuku
Kuku adalah bagian tubuh yang terdapat atau tumbuh
di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Pertumbuhan kuku 1 minggu
± 0,5 mm, kuku jari tangan tumbuh lebih cepat dibandingkakn kuku jari kaki.
Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan
kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa,
pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh. Fungsi utama kuku adalah melindungi
ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh.
Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin
protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak
pembuluh
kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan
warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan
gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena
kandungan airnya sangat sedikit.
d. Kelenjar
Kelenjar
adalah alat tubuh yang menghasilkan getah atau sekret tertentu.
1. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan
bermuara pada kulit ari dan berbentuk pori-pori halus. Produksi keringat
dimulai dari kapiler darah, kelenjar keringat menyerap air dengan larutan NaCl
dan sedikit urea. air beserta larutannya di keluarkan melalui pori-pori kulit,
yaitu tempat air dikeluarkan dan merupakan penyerapan panas tubuh. Kegiatan
kelenjar keringat di bawah pengaruh pesat pengatur suhu badan sistem saraf
pusat, kecuali pengeluaran keringat yang tidak rutin. Sekresi kelenjar keringat
disebut keringat atau sudor. Secara histologis kelenjar keringat termasuk tipe
tubuler bergelung dan mirokrin.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengeluaran keringat, antara lain :
a. Pancaran terik matahari
b. Pada waktu berolah raga
c. Rangsangan saraf yang kuat, dan lain sebagainya.
Fungsi kelenjar
keringat selain sebagai alat sekeresi juga berperan sebagai alat pengatur suhu
(thermoregulasi).
2. Kelenjar lemak atau kelenjar sebaceous
Kelenjar keringat menghasilkan minyak unuk mencegah
kekeringan. pada kelenjar lemak terdapat butir sekresi yang disebut sebolina.
Secara histologi tergolong dalam tipe alveolar / achiner bergelung dan
holokrin, serta mempunyai fungsi sebagai proteksi.
3.
Kelainan sistem integumen
Ada beberapa kelainan
sistem integumen diantaranya yaitu:
a. Varisela
Varisela merupakan suatu infeksiyang disebabkan oleh
virus varisela zoester yang menyerang kulit dan mukosa dengan kelainan
berbentuk vasikula yang tersebar. Biasanya menyerang pada anak- anak ddan
bersifat mudah menular.
b. Herpes zoester
Herpes zoester (shingles, cacar monyet ) merupakan
kelainan inflamatorik viral dimana virus penyebabnya menyebabakan erupsi
vesikular yang terasa nyeri disepanjang distribusi saraf sensorik dari satu
atau lebih ganglion posterior. Infeksi ini disebabkan oleh virus varisela, yang
dikenal sebagai virus varisela- zoester. Virus ini merupakan anggota kelompok
virus DNA. Virus cacar air dan herpes zoester tidak dapat dibedakan sehingga
diberi nama virus varisela- zoester.
c. Impetigo
Impetigo merupakan penyakit infeksi piogenik pada
kulit yang bersifat superfisial, mudah menular yang disebabkan oleh
Staphilococcus dan streptococcus.
d. Folikulitis
Folikulitis adalah respon peradangan pada folikel
rambut akibat infeksi folikel rambut atau satu folikel rambut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
Riwayat
kesehatan
Menanyakan
tentang :
·
Riwayat allergi
kulit dari ( makanan ,obat atau zat kimia)
·
Masalah pada
kulit riwayat kanker.
·
Nama-nama
kosmetik, sabun, yang dipakai apakah ada masalah
·
Kulit setelah
memakai produk tsb.
·
Riwayat pasien
yang relevan dengan kelainan kulit
·
Kapan anda
pertama kali nya mengetahui masalah kulit.
·
Apakah masalah
tersebut pernah terjadi sebelumnya.
·
Apakah ada gejala
yang lain.
·
Dimana lokasi
tempat yang pertama kali terkena
·
Bagaimana ruam
atau lesi tersebut terlihat ketika muncul untuk pertaama kalinya.
·
Apakah terdapat
rasa gatal ,terbakar,kesemutan atau seperti ada yang merayap.
·
Apakah ada
gangguan kemampuan untuk merasa.
·
Apakah masalah
tersebut menjadi bertaambah parah pada musim tertentu
·
Apakah anda
memiliki riwayat hay fever,asthma,biduran,eczema,atau allergie.
·
Apakah ada
diantara keluarga ada yang mengalami masalah kulit.
·
Apakah erupsi
kulit tersebut muncul sesudah makan makanan tetentu.
·
Apakah anda mengkonsumsi
minuman alcohol.
·
Apakah ada
hubungan antara kejadian tertentu dengan terjadinya ruam/lesi.
·
Obat-obat apa
yang anda gunakan (krim,salep,lotion) utk mengobati
·
Kelainan kulit
tersebut, yang dapat dibeli di toko obat bebas.
·
Jenis produk
kosmetik apa untuk perawatan kulit yang anda gunakan
·
Apakah pada
lingkungan di sekitar anda terdapat factor-faktor (tanaman,hewan,zat-zat
kimia,infektie)
·
Apakah ada
sesuatu mengenai kulit yang menimbulkan ruam.
b.
Pemeriksaan
Fisik
Perubahan yang terjadi
pada kulit umumnya berhubungan dengan penyakit antara lain :
·
Infektie dan
palpasi merupakan prosedur utama yang digunakan dalam memeriksa kulit dengan
menggunakan :
a.
Penlight untuk
menyinari lesi.
-
Pakaian dapat
dilepaskan seluruhnya dan diselimuti dengan benar.
-
Proteksi diri
Sarung tangan harus dipakai ketika melakukan pemeriksaan kulit.
·
Tampilan umum
kulit dikaji dengan mengamati :
-
Warna,suhu,
kelembaban, kekeringan ,tekstur kulit (kasar atau halus)
-
Lesi,vaskularisasi.
-
Kondisi rambut
serta kuku.
-
Turgor kulit,
edema.
-
Warna kulit
dikaji dengan mengamati warna gading,cokelat
-
Kulit yang
terluka dikawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya matahari cenderung lebih berpigmen dari
tubuh lainnya.
-
Efek
vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam,sengatan matahari dan inflamsi akan
terjadi perubahan kemerah-merahan pada kulit.
-
Kurangnya
vascularisasi kulit ,terlihat jelas pada daerah conyunctiva.
-
Kebiru-biruan
pada siaanosis menunjukan hypoksia seluler dan mudah terlihat pada
ektermitas,dasar kuku bibir serta membrand mucosa
-
Kulit yang
menguning berhubungan langsung dengan kenaikan kadar
bilirubin serum
bilirubin serum
Mengkaji pasien dengan kulit gelap :
1.
Gradasi warna
yang terjadi pada yang berkulit gelap ditentukan oleh :
a. Transmisi genetic, warna cerah, sedang, dan gelap.
Pada
kulit yang gelap melanin lebih besar dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan
pada kulit yang cerah.
Kulit
yang gelap dan sehat memiliki dasar kemerahan (undertone)
Misalnya : mucosa bibir,lidah,bibir dan kuku keadaan normal berwaarna merah muda.
Misalnya : mucosa bibir,lidah,bibir dan kuku keadaan normal berwaarna merah muda.
b. Ruam pada kasus-kasus pruritus (gatal-gatal) harus
menunjukkan
bagian tubuh yang gatal.
bagian tubuh yang gatal.
c. Mendeteksi sianosis,(keadaan Syok) pada pasien yang
berkulit gelap kulit akan berwarna kelabu,tempat yang harus diperhatikan
,mulut, bibir dan daerah tulang pipi, dan daun telinga.
d. Perubahan warna.
-
Hypopigmentasi (
Berkurangnya warna kulit), karena penghancuran melanosit
-
Hyperpygmentasi
( peningkatan wrna kulit) bisa setelah terjadi sesuatu
Mengkaji lesi kulit :
Lesi kulit
merupakan karakteristik yang paling menonjol pada kelainan Dermatologic memiliki
ukuran dan bentuk yang beragam.
-
Lesi primer
merupakan inisial dan karekteristik penyakit itu sendiri.
-
Lesi secunder
oleh karena sebab-sebab ekternal (garukan dan trauma atau perubahan akibat
kesembuhan luka)
-
Nodul, 0.5- 2cm
masa yang menonjol, teraba dan padat.
-
Tumor, diameter
lebih dari 1-2 cm. tdk selalu memiliki tepi yg tajam.
-
Vesicel, diameter
kurang 0.5 cm.dan bulla lebih 0.5, masa srcumskrif menonjol dan teraba yangn
mengandung cairan serosa.
-
Bintul, masa
yang menonjol dengan batas yang tidak jelas,tidak tratur
oleh perpindahan cairan serosa kedalam dermis.
oleh perpindahan cairan serosa kedalam dermis.
-
Pustulla,
vesicle yang berisi cairan nanah (Pus).
-
Kista, masa semi
padat atau berisi cairan yang berkpsul.
-
Erosi, hilangnya
lapisan epidermis yang superfisial.
-
Ulkus,
kehilangan kulit meluas melampaui lapisan epidermis.
-
Fisura,retak-retakan
pada linear pada kuli.
-
Skuama,(sisik)
akibat deskuamasi epithel yang mati.
-
Krusta,(kerak)
residu serum darah dan pus yang mongering pada
permukaan kulit.
permukaan kulit.
-
Parut (sikatrik)
bekas pada kulit yang tertinggal sesudah luka/lesi
mengalami kesembuhan.
mengalami kesembuhan.
-
Keloid jaringan
sikatrik yang mengalami hyperthropi.
-
Likenifikasi
kulit yang menebal dan menjadi kasar.
Untuk menentukan
besarnya diameter/lebarnya lesi bisa diukur dengan penggaris dan perkembangannya
kita monitor terus.
Setelah
distribusi lesi ditentukan informasi berikutnya harus diperoleh
dan dijelaskan secara rinci :
dan dijelaskan secara rinci :
-
Bagaimana warna
lesi tersebut ?
-
Apakah terdapat
kemerahan, panas, nyeri, atau pembengkakan.
-
Berapa luas
daerah kulit yang terkena?
-
Lokasinya dimana
?
-
Apakah erupsi
tersebut bebentuk macula,papula skuamosa ?,
-
Bagaimana
distribusi lesi tersebut simetris / tidak ?
Mengkaaji
vaskularisasi dan hydrasi perubahan vascular pada kulit harus dilakukan,pengamatan
mencakup :
-
Lokasi
-
Warna
-
Ukuran
-
adanya pulsasi.
Perubahaan vascular yang
lazim ditemukan adalah :
-
Petechiae
-
Ekhimosis
-
Telengiektasis(
venusangioma star) kebiru-biruan mirif
sarang laba-laba
sarang laba-laba
Mengkaji kuku dan
rambut :
a. Kuku
-
Paronokia, inflamasi
pada kulit sekitar kuku, disertai nyeri tekan, dan erythema.
-
Clubbing finger,
jari tabuh yaitu pelurusan sudut yang normal menjadi 180 derajat.
-
Pelunakan pada
pangkal kuku(seperti spons apabila dipalpasi).
b. Rambut
Dilaksanakan
secara inspeksi dan palpasi.
-
Penerangan
ruangan harus cukup baik.
-
Memakai sarung
tangan.
Warna dan tekstur.
-
Warna bisa hitam
atau putih atau kelabu ketika seorang menjadi tua, tetapi ada juga yg kelabu
(beruban) pada usia muda karena factor herediter.
-
Orang albinisme
(tidak adanya pigmentasi secara partial atau total) terjadi uban sejak lahir
karena mempunyai factor genetic.
-
Tekstur rambut
perlu dilihat tentang :
Rambut
tebal, berombak, kering dan mudah patah, rambut berminyak.
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Risiko kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit.
barier kulit.
b.
Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan
lesi kulit.
c.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
pruritus.
d.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
penampakan kulit yang tidak bagus.
e.
Kurang pengetahuan tentang program
terapi berhubungan dengan inadekuat informasi
3. Intervensi & implementasi
a. Resiko
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
-
Lindungi kulit yang sehat dari
kemungkinan maserasi (hidrasi stratum korneum yg berlebihan) ketika memasang
balutan basah.
Rasional:
Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit danperluasan
kelainan primer.
-
Hilangkan kelembaban dari kulit dengan
penutupan dan menghindari friksi.
Rasional: Friksi
dan maserasi memainkan peranan yang penting dalam proses terjadinya sebagian
penyakit kulit.
-
Jaga agar terhindar dari cidera termal
akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu terllalu tinggi & akibat
cedera panas yg tidak terasa (bantalan pemanas, radiator).
Rasional:
Penderita dermatosis dapat mengalami penurunan sensitivitas terhadap panas.
-
Nasihati klien untuk menggunakan
kosmetik dan preparat tabir surya.
Rasional: Banyak
masalah kosmetik pada hakekatnya semua kelainan malignitas kulit dapat
dikaitkan dengan kerusakan kulit kronik.
b. Nyeri
dan rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit.
-
Kaji penyebab nyeri/gatal
Rasional:
Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk memberikan kenyamanan.
-
Catat hasil observasi secara rinci.
Rasional:
Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosis dan
pengobatan.
-
Antisipasi reaksi alergi (dapatkan
riwayat obat).
Rasional: Ruam
menyeluruh terutama dengan awaitan yang mendadak dapat menunjukkan reaksi
alergi obat.
-
Pertahankan kelembaban (+/- 60%),
gunakan alat pelembab.
Rasional:
Kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air.
-
Pertahankan lingkungan dingin.
Rasional: Kesejukan
mengurangi gatal.
-
Gunakan sabun ringan (sabun yang dibuat
untuk kulit yang sensitif)
Rasional: Upaya
ini mencakup tidak adanya detergen, zat pewarna.
-
Lepaskan kelebihan pakaian/peralatan di
tempat tidur
Rasional:
Meningkatkan lingkungan yang sejuk.
-
Kompres hangat/dingin.
Rasional:
Pengisatan air yang bertahap dari kasa akan menyejukkan kulit dan meredakan
pruritus.
c. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan pruritus.
-
Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur
agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.
Rasional: Udara
yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan
relaksasi.
-
Menjaga agar kulit selalu lembab.
Rasional:
Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya
tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.
-
Mandi hanya diperlukan, gunakan sabun
lembut, oleskan krim setelah mandi.
Rasional:
memelihara kelembaban kulit
-
Menghindari minuman yang mengandung
kafein menjelang tidur.
Rasional: kafein
memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.
d.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
penampakan kulit yang tidak bagus.
-
Kaji adanya gangguan citra diri
(menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri.
Rasional:
Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata
bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
-
Identifikasi stadium psikososial
terhadap perkembangan.
Rasional:
Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
-
Dukung upaya klien untuk memperbaiki
citra diri , seperti merias, merapikan.
Rasional:
membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
-
Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
Rasional:
membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
e.
Kurang pengetahuan tentang program
terapi
-
Kaji apakah klien memahami dan salah
mengerti tentang penyakitnya.
Rasional:
memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan
-
Jaga agar klien mendapatkan informasi
yang benar, memperbaiki kesalahan konsepsi/informasi.
Rasional: Klien
harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat, kebanyakan klien
merasakan manfaat.
-
Peragakan penerapan terapi seperti,
kompres basah, obat topikal.
Rasional:
memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan terapi.
-
Dorong klien untuk mendapatkan nutrisi
yang sehat.
Rasional:
penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang, perubahan pada kulit
menandakan status nutrisi yang abnormal.
BAB
IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Sistem integumen adalah
sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem
organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
2.
Saran
Dengan
disusunnya makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
mahasiswa terutama bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Baik J.S.,Kim W.C.,Heo
J.H,.dan Zheng H.Y.”Recurrent Herpes Zoester Myelitis”.J Korean Med Sci.12
(4):36-3/Agustus 1997.
Centers For Disease
Control and Prevention (CDC). “ Advisory Committee on Immunization
Practices ( ACIP ). Update: Recommendations from The Advisory on
Committee on
Immunization Practies ( ACIP ) regarding administration of Combination MMRV
Vaccine “. MMWR Morb Mortal Wkly Rep.57(10):258-60/14 Mar 2008.
Gohen J.I.”
Varicella-zoester Virus. The virus” Infect Dis Clin North Am.
10(3):457-68/September 1996.
Galil K., Choo
P.W.,Donahue J.G., dan Platt R.” The Sequelae of Harpes Zoester.” Arch Intern
Med.157 (11):1209-13/9 jun 1997.
Liang M.G., Heidelberg
K.A., Jacobson R.M., dan McEvoy M.T.” Herpes Zoester after Varicella
Immunization”.J AM Acad Dermatol. 38(5 Pt I ) : 761-3/Mei 1998.
Morgan R dan King D.” Characteristic of
Patiens With Shingles Admitted to a District General Hospital”. Poatgrad Med
J.74 (868):101-3/Februari 1998.
0 komentar:
Posting Komentar