STIKES MATARAM

STIKES MATARAM

Selasa, 19 Maret 2013

SAP menyusui yang benar

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
      Perawat sebagai petugas kesehatan dituntut kemampuannya untuk ikut bertanggungjawab dalam melaksanakan upaya peningkatan dan penggunaan air susu Ibu (ASI). Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak melalui program pemasyarakatan ASI, maka perawat juga dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen laktasi. Hal ini berarti perawat harus mampu berperan sebagai pendukung dan inovator yang akan membentuk perilaku masyarakat dalam mengembangkan kesehatan pada umumnya dan penggunaan ASI pada khususnya.
            Mengingat banyak terjadi perubahan perilaku dalam masyarakat khususnya ibu – ibu yang cenderung menolak menyusui bayinya sendiri terutama pada ibu – ibu yang bekerja dengan alasan air susunya hanya sedikit atau tidak keluar sama sekali, keadaan ini memberikan dampak negatif terhadap status kesehatan, gizi, serta tingkat kecerdasan anak. Oleh karena itu untuk menanggulangi permasalahan diatas perlu dilakukan upaya preventif dan promotif dalam meningkatkan penggunaan ASI dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui yang baik dan benar agar bayi mendapatkan ASI yang maksimal.
            Ny. I (P1 A0), 22 tahun mengatakan belum tahu cara menyusui yang benar. Ny S (P2 A1) 31 tahun mengatakan belum tahu cara menyusui yang benar. Ny N (P1 A0) 22 tahun mengatakan belum tahu cara menyusui yang benar.

B.     TUJUAN
I.       Tujuan Instruksional Umum
Ibu dapat mendemontrasikan  cara  menyusui yang baik dan benar

II.    Tujuan Instruksional Khusus
Ibu mengetahui tentang :
a.       Posisi ibu menyusui
b.      Bagaimana memasukkan putting susu
c.       Bagaimana melepaskan hisapan bayi
d.      Bagaimana menyendawakan bayi
e.       Tanda-tanda teknik menyusui telah baik dan benar

C.        SASARAN
        Ny I, Ny S dan Ny N yang mempunyai putra yang dirawat diruang PBRT.




























BAB II
DESKRIPSI KASUS

A.       KARAKTERISTIK SASARAN
Ibu yang mempunyai anak yang dirawat di PBRT yang belum mampu menyusui secara benar.

B.        ANALISA KASUS
Berdasarkan observasi yang dilakukan tanggal 10 Agustus 2005, didapatkan Ny I belum dapat menyusui anaknya yang dirawat diruang PBRT secara baik dan benar sehingga anak rewel.   Ketika dilakukan pengkajian, Ny I mengatakan hanya mengetahui cara menyusui seperti yang dilakukan sekarang.
Ny N mengatakan belum tahu cara menyusui yang benar karena putranya merupakan anak pertama.

C.        PRINSIP BELAJAR MENURUT TEORI
Untuk memahami suatu konsep kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku yang mengarah pada suatu keadaan yang lebih baik.
Penyuluhan ini dilakukan pada orang dewasa, sehingga pembelajaran pada orang dewasa dapat dilakukan dengan metode ceramah.

D.    KARAKTERISTIK MEDIA BELAJAR
Media belajar sebaiknya :
1.      Sesuai dengan materi pendidikan kesehatan yang diberikan
2.      Mudah dipahami oleh audience atau sasaran
3.      Sesuai dengan karakteristik sasaran (tingkat pendidikan, budaya)
4.      Menarik
5.      Menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas



BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN


A.       DESKRIPSI MEDIA BELAJAR
     Media belajar adalah alat yang digunakan dalam proses pelaksanaan pendidikan kesehatan, untuk membantu memperjelas materi yang disampaikan. Pada pendidikan kesehatan ini, perawat menggunakan leaflet dan alat peraga (boneka) sebagai media belajar, dimana leaflet tersebut berisi tentang informasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yang akan dicapai. Informasi tersebut meliputi teknik menyusui, posisi ibu menyusui, cara memasukkan putting, cara melepaskan, cara menyendawakan, tanda cara menyusui yang benar.

B.        TUJUAN BELAJAR
ibu mampu mendemontrasikan cara menyusui, memasukkan putting susu, cara melepaskan putting susu dan menyendawakan yang benar, menjelaskan tanda munyusui yang benar.

C.        KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN
Keterampilan yang diperlukan dalam pendidikan kesehatan adalah keterampilan dalam komunikasi terutama mendemontrasikan cara menyusui, memasukkan, melepaskan dan menyendawakan bayi secara benar.

D.       JENIS MEDIA
        Leaflet dan alat peraga (boneka)

E.     ALAT YANG DIGUNAKAN
 kursi.



F.         PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN


NO


TAHAP

KEGIATAN

MEDIA
1.
Pembukaan
( 5 menit )
§  Perkenalan
§  Menjelaskan tujuan
§  Apersepsi dengan cara menggali pengetahuan yang dimiliki ibu menyusui tentang teknik menyusui yang baik dan benar
Leaflet
2.
Pelaksanaan
( 15 menit )
§  Menjelaskan materi dan demonstrasi tentang teknik menyusui yang baik dan benar
è ibu memperhatikan penjelasan  tentang teknik menyusui yang baik dan benar
è ibu menanyakan tentang hal-hal yang belum jelas
Alat peraga
Leaflet





3.
Penutup
(10 menit)
  • Menyimpulkan materi
  • Mengevalusi dengan meminta ibu untuk mendemontrasikan cara menyusui yang benar.
  • Mengakhiri pertemuan



G.    WAKTU PELAKSANAAN
Hari Kamis tanggal 11 Agustus 2005 pk 09.00 – 09.30 di ruang PBRT.

H.    HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI
Peserta menolak/tidak bersedia diberikan pendidikan kesehatan. Selain itu mungkin peserta mengalami kebosanan dalam pemberian pendidikan kesehatan. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah munculnya pertanyaan yang meluas.

I.       ANTISIPASI UNTUK MEMINIMALKAN HAMBATAN
Perawat perlu membuat kontrak dengan peserta serta menjelaskan maksud dan tujuan pemberian pendidikan kesehatan. Dalam pemberian materi pendidikan kesehatan tidak memakan waktu terlalu lama, memperhatikan kebutuhan sasaran serta karakteristik sasaran, perawat harus menguasai materi dan teknik penyampaian yang bervariasi/menarik sehingga peserta tidak bosan. Selain itu perawat harus dapat melakukan focusing jika terjadi pertanyaan yang meluas.

J.       PENGORGANISASIAN
a.                  Penyampai materi         :   - Lina Yunarti
                                  - Nurul Aktifah
b.      Audien                 :   Ny I, Ny S DAN Ny N.

K.    SISTEM EVALUASI
      Dengan meminta ibu untuk mendemontrasikan cara menyusui, cara melepaskan putting susu dan cara menyendawakan bayi.





























FORMAT EVALUASI
CARA MENYUSUI SECARA BAIK DAN BENAR



Nama   :

Kompetensi
Dilakukan
Ya
Tidak
Posisi ibu menyusui :
·    Duduk dengan nyaman.
·    Menggunakan bantal untuk mengganjal bayi.

Cara memasukkan puting susu :
·    Meletakkan kepala bayi pada siku bagian lengan.
·    Menghadapkan badan bayi ke badan ibu.
·    Meletakkan tangan kiri bayi di seputar pinggang ibu.
·    Tangan kanan memegang Pantat/paha kanan bayi.
·    Menyangga payudara bawah dengan menggunakan  keempat jari tangan kiri.
·    Meletakkan ibu jari pada payudara atas ibu.
·    Menyentuhkan puting susu ke mulut bayi.
·    Menunggu sampai bayi membuka mulut.
·    Memasukkan putting susu sampai ke daerah yang berwarna hitam.

Cara melepas hisapan bayi :
Cara 1 :
Memasukkan jari kelingking ke sudut mulut  bayi.

Cara 2 :
Menutup lubang hidung bayi.

Cara 3 :
Menekan dagu bayi ke bawah.

Cara menyendawakan bayi :
Cara 1 :
·      Menyandarkan bayi dipundak
·      Menepuk punggung bayi dengan pelan.

Cara 2 :
·      Bayi ditelungkukan dipangkuan ibu.
·      Menggosok punggung bayi




TEKNIK MENYUSUI

YANG
BAIK DAN BENAR


Teknik menyusui

Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak produksi ASI

Posisi ibu menyusui
§  Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan
§  Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara

Memasukkan putting susu

§  Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu
§  Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang pantat / paha kanan bayi
§  Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam ( aerola mamae )
§  Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
§  Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
§  Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna hitam

Melepaskan hisapan bayi

Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi dengan cara :
§    Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
§    Dengan menekan dagu bayi kebawah
§    Dengan menutup lubang hidung bayi
§    Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya

Menyendawakan  bayi

Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan payudara yang lain, dengan cara :
§  Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan sampai keluar sendawa
§  Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.

Tanda-tanda menyusui yang benar

§  Bayi cukup tenang
§  Mulut bayi terbuka lebar
§  Bayi menempel betul pada ibu
§  Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
§  Seluruh areola tertutup mulut bayi
§  Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
§  Putting susu ibu tidak terasa nyeri
§  Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
§  Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong

Hal-hal yang perlu diingat

§  Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
§  Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh
§  Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

Pustaka
1.    P. Hadi, dkk, pelatihan paramedis tingkat nasional dalam peningkatan pemanfaatan ASI dan rawat gabung di rumah sakit, jakarta, perinasia, 1988.
2.    S. Ruli, dkk, Bunga rampe menyusui dan rawat gabung, jakarta, perinasia, 1992.
3.    S. Ruli, dkk, Melindungi meningkatan dan mendukung menyusui, jakarta, perinasia, 1994.





0 komentar:

Posting Komentar