Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah
dilakukannya anamnesa. Sebelum memulai pemeriksaan, perawat harus menjelaskan
pada ibu dan kelurga apa yang akan dilakukan. Berikan mereka waktu untuk
mengajukan pertanyaan sehingga mereka dapat memahami pentingnya pemeriksaan
tersebut.
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan
kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke
pemeriksaan berikutnya.
Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan apakah ibu
sedang hamil, dan bila hamil maka perlu ditentukan umur kehamilannya. Pada
setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat dan meraba ditentukan apakah ibu
sehat dan janin tumbuh dengan baik. Tinggi fundus uteri sesuai dengan
perhitungan umur kehamilan dan pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan
letak janin.
Banyak ibu merasa malu membuka bajunya dan
memperlihatkan bagian tubuhnya, hal ini perlu diperhatikan oleh perawat untuk
menjaga privasi pasien tutuplah bagian tubuhnya ibu dengan kain, sehingga hanya
bagian tubuh yang diperiksa saja yang terbuka. Ibu hendaknya diperiksa dengan
sentuhan yang hati-hati dengan sikap bersahabat sambil menjelaskan apa yang
akan dilakukan dan alas an melakukannya.
1. ALAT DAN KOMPONEN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
- PERALATAN PEMERIKSAAN
Alat yang dipakai bervariasi namun
yang terpenting adalah bagaimana seorang perawat memanfaatkan mata, telinga,
hidung dan tangannya untukk mengetahui hamper semua hal penting tentang ibu
hamil yang diperiksanya. Peralatan hanyalah penunjang bila ada dapat membantu
pemeriksaan bila tidak semua tersedia, pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan dengan
baik dengan ketrampilan memanfaatkan inderanya dan mempunyai kemampuan untuk
menilai serta menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil. Peralatan
yang dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan siap pakai.
Adapun alat – alat yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan ibu hamil diantaranya adalah: timbangan berat badan, pengukur
tinggi badan, tensi meter, stetoskop monokuler atau linec, meteran atau midlen,
hamer reflek, jangka panggul serta peralatan untuk pemeriksaan laboratorium
kehamilan yaitu pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin, urin reduksi dll
(bila diperlukan)
- KOMPONEN PEMERIKSAAN FISIK PADA KUNJUNGAN ANTENATAL PERTAMA
1.Pemeriksaan fisik umum
a.
Tinggi Badan
b.Berat badan
c.
Tanda – tanda vital : tekanan
darah, denyut nadi, suhu
2.
Kepala dan leher
a.
Edema diwajah
b.Ikterus pada mata
c.
Mulut pucat
d.
Leher meliputi pembengkakan
saluran limfe atau pembengkakan kelenjar thyroid
3.
Tangan dan kaki
a.
Edema di jari tangan
b.
Kuku jari pucat
c.
Varices vena
d.
Reflek – reflek
4.
Payudara
a.
Ukuran simetris
b.
Putting menonjol / masuk
c.
Keluarnya kolostrom atau cairan
lain
d.
Retraksi
e.
Massa
f.
Nodul axilla
5.
Abdomen
a.
Luka bekas operasi
b.
Tinggi fundus uteri (jika>12
minggu)
c.
Letak, presentasi, posisi dan
penurunan kepala (jika>36 minggu)
d.
Denyut jantung janin
(jika>18 minggu)
6.
Genetalia luar (externa)
a.
varises
b.
perdarahan
c.
luka
d.
cairan yang keluar
e.
pengeluaran dari uretra dan
skene
f.
kelenjar bartholini : bengkak (massa), ciaran yang
keluar
7.
Genetalia dalam (interna)
a.
servik meliputi cairan yang
keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup atau terbuka
b.
vagina meliputi cairan yang
keluar, luka, darah
c.
ukuran adneksa, bentuk, posisi,
nyeri, kelunakan, massa
(pada trimester pertama)
d.
uterus meliputi : ukuran,
bentuk, mobilitas, kelunakan, massa
pada trimester petama.
2. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :
1.
Perhatikan tanda – tanda tubuh
yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak
bertemu dengan pasien. Perhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan
cara berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis,
scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan,
apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah
2.
Pengukuran tinggi badan dan
berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada
setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak tersedia timbangan, perhatikan apakah
ibu bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12
kg selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh terutama pada trimester
kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat
cukup makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang
menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang
dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk.
Tinggi berat badan hanya diukur pada
kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari
dinding dapat ditandai dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu
diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan
dalam pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka
persalinan perlu diwaspadai.
3.
Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya
tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90
mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu
bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan
darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu
menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa
kehamilannya. Khususnya tekanan darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu
dipantau secara ketat dan anjurkan ibu persalinannya direncanakan di rumah
sakit.
4.
Pemeriksaan dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki
Pemeriksaan fisik pada kehamilan
dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi),
periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari
ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan
daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan
secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju
pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.
Dibawah ini akan diuraikan
pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
-
Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada
wajah adalah pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah
konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia, sehingga
memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang diperiksa apakah
kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan
lebih kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah
darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah,
periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku
dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah
tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu
apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang
bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka ibu
harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya,
serta direncanakan persalinannya dirumah sakit.
Selain memeriksa ada tidaknya pucat
pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclera kuning atau ikterik
-
Lihatlah mulut pasien. Adakah
tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis, gingivitis,
adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi. Selain
dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.
-
Lihatlah kelenjar gondok,
adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan saluran linfe
-
Lihat dan raba payudara, pada
kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan
yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susu
menonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan
mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum.
Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.
-
Lakukan pemeriksaan inspeksi,
palpasi dan auskultasi pada perut ibu.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak
dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri
dan denyut jantung janin.
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk
dilakukan hal– hal sebagai berikut :
Ø Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu
Ø bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan
bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai
dengan memintanya menarik nafas panjang.
Ø cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan
agar tangan perawat cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut
(melintang, memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae
gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan
juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah
pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai
dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi
fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali
karena kepala telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu,
tinggi fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24
minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap
bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat
karena ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi
fundus uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai
berikut:
Umur kehamilan Tinggi fundus
uteri
20 minggu 20
cm
24 minggu 24
cm
28 minggu 28
cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34-
46 cm
Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar
karena pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan
dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari hari pertama
haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan hanya dapat
diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya
fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu
kecil atau terlalu besar.
5.
Pemeriksaan leopold I, untuk
menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Ø Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien.
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus.
Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan
gerakan janin.
Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus.
Gambar
Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka
palpasi akan teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika
bokong yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang
tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah
fundus akan terasa kosong.
6.
Pemeriksaan Leopold II, untuk
menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
Ø pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien.
Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang
lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan
geser jari-jari dari satu sisi ke sisi
lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak punggung,
lengan dan kaki.
Gambar :
Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian
– bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat
bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut.
Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada
pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat
pula berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi.
7.
Pemeriksaan Leopold III, untuk
menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah. Petunjuk cara
memeriksa:
Ø dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian
bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian
janin apa yang berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.
Gambar
Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian
terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada
diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat
digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya
kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
8.
Pemeriksaan Leopold IV, untuk
menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Ø Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada
posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba
untuk menekan kearah pintu atas panggul
gambar
Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian
janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian
tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
9.
Pemeriksaan denyut jantung
janin.
Denyut jantung janin menunjukkan
kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ)
sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali
permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu
bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti
bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat
didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau
janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera
dirujuk.
10.
pemeriksaan punggung dibagian
ginjal.
Tepuk punggung di bagian ginjal
dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin
terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.
Gambar
11.
Pemeriksaan genetalia
cucilah tangan, kemudian kenakan
sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit
cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak
ada rasa gatal, luka atau perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada
keadaan normal tidak teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah
tangan dengan sarung tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung
tangan dan sekali lagi cucilah tangan dengan sabun.
12.
Distansia tuberan
yaitu ukuran
melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber iskhiadikum kanan
dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm
gambar
13.
Konjugata eksterna (Boudeloge)
yaitu jarak antar tepi atas simfisis
dan prosesus spinosus lumbal V, dengan ukuran normal sekitar 18-20 cm. bila
diameter bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan
panggul.
gambar
14.
Pemeriksaan panggul
pada ibu hamil terutama primigravida
perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah
terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan
pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah
terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien
sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah
simetris. Dengan pemeriksaan raba, pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau
kesempitan panggul bial pada pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida
pada kehmilan aterm terdapat kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan
melakukan pengukuran ukuran-ukuran panggul luar.
Alat untuk menukur luar panggul yang
paling sering digunakan adalah jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran
panggul yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah:
a.
Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan
dan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm
b.
Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri
dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan
distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan
panggul.
15.
Pemeriksaan ektremitas bawah
memeriksa adanya oedema yang paling
mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari
beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti
oedem positif. Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre
eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila
kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.
Gambar
16.
Pemeriksaan reflek lutut
(patella)
mintalah ibu duduk dengan tungkainya
tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah
lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian
depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek
lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1. bila
gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre
eklamsi.
Gambar
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 1992,
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1998,
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil (Antematal), Modul Diklat Jarak Jauh, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1999, Buku
Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar, Jakarta
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan,
2003, Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III
Kebidanan, Asuhan Antenatal, Buku 2, Jakarta
thanks sangat membantu
BalasHapus