A. PENGERTIAN
Post
partum blues merupakan depresi yang terjadi setelah melahirkan (post partum).
Ibu ibu yang baru melahirkan biasanya diharapkan untuk merasa sangat gembira
setelah melahirkan. Tetapi karena perubahan hormonal yang besar waktu
melahirkan dan tantangan untuk merawat bayi, sekitar dua per tiga wanita merasa
ssedih. Kira-kira 10 sampai 15 % menderita depresi klinis. Dan sekitar 1 dari
1000 menjadi depresi berat sehingga perlu masuk rumah sakit demi keselamatannya
dan keselamatan bayi mereka.
Post
partum blues disebut juga depresi pasca melahirkan. Menurut Ann Dunnewold,
seorang ahli jiwa di Dallas, 10-20 % perempuan yang baru melahirkan mengalami
depresi. Yang muncul dalam beragam bentuk bias berupa kesedihan mendalam,
seringa menangis, insomnia atau tidur tidak nyenyak, mudah tersinggung,
kehilangan minat terhadap bayi, kurang
berminat terhadap kegiatan rutin sehari-hari. Bias juga berupa perasaan
ketakutan, hilangnya nafsu makan, lesu atau bahkan tidur yang berlebih. Kondisi
nii bias berlangsung hingga tiga sampai
enam bulan, bahkan terkadang sampai delapan bulan. Sayangnya, sangat banyak ibu
tidak menyadarinya, demikian juga dengan mereka yang ada di sekitanrnya,
termasuk suaminya.
Kondisi
yang lebih ringan, disebut baby blues, yang dialami oleh sekitar 80 % dari
perempuany yang baru melahirkan. Pada kondisi ini, perempuan tersebut mengalami
tanda tanda sebagaimana pada depresi pasca melahirkan, hanya saja dalam
intensitas yang lebih ringan dana dalaam
rentang waktu yang lebih pendek, paling lama enam minggu. Ia masih bias tidur
nyenyak kalau dijauhkan dari kewajiban mengurus bayinya. Berbeda dengan
perempuan yang terkena depresi pasca melahirkan, yang tetap saja tidak bias
tidur apalagi bergembira sekalipun telah ada tenga yang membantu merawat bayinya.
Pengertian
lainnya adalah sebagai berikut : “postnatal illness is a catch all term for
conditions ranging from the “baby blues” through postnatal depression to
puerperal psychosis. Tehe distinctions berween the three are a matter of
degree, but is helpful to consider them separately.”
Penyakit
setalah kelahiran adalah segala macam kelainan yang dialami oleh klien setelah
melahirkan untuk kondisi kondisi berkisar antara “baby blues” sampai ke
penyakit kejiwaan sehabis melahirkan. Perbedaan ketiga masalah tersebut (post
natal illness, bany blues and post natal depression) terjadi secara bertahap
atau berurutan. Tetapi ketiga klasifikasi itu menolong kita untuk
membedakannya.
Post
partum blues adalah juga disebut depresi masa nifas, yaitu keadaaan depresi
yang terjadi karena pengaruh perubahan hormonal, adanya proses involusi dan ibu
kurang tidur serta lelah karena mengurus
bayi dan sebagainya. Depresi juga biasanya timbul jika ibu dan keluarganya
diilit konflik rumah tangga, anak yang lahir tidak diharapkan keadaan sosial
ekonominya lemah atau trauma karena telah melahirkan anak cacat.
Post
partum blues sering dikenal dengan istilalh post partum depression, yaitu suatu
keadaan depresi setelah melahirkan. Ada sebagian wanita yang rawan terhadap
depresi setelah melahirkan anak dan itu bias berlangsung beberapa bulan.
Sebagai contoh suatu kasus di amerika serikat di mana si ibu akhirnya
menabrakkan anaknya sampai mati, itu beberapa tahun yang lalu terjadi dan dia
membela dirinya dan dibela juga oleh para dokter yang merawatnya bahwa dia
menderita post partum depression jadi seolah olah dia dalam keadaan sangat
terganggu pada waktu dia membunuh anak-anaknya itu.
B.
Tanda dan Gejala
Klien
yang menderita post partum blues akan menunjukkan kesedihan mendalam, sering
menangis, insomnia atau tidur tidak nyenyak, mudah tersinggung, kehilangan
minat terhadap bayi, kurang berminat terhadap rutinitas sehari hari. Bias juga
berupa perasaan ketakutan, hilangnya nafsu makan, lesu atau bahkan tidur
berlebih. Kondisi ini bias berlangsung hingga tiga sampai enam bulan, bahkan
terkadang sampai delapan bulan.
Depresi
masa nifas terjadi terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, dimana
kadar hormone masih tinggi. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis
tanpa sebab yang jelas. Tingkatannya pun bermacam macam mulai dari neurosis
atau gelisah saja yang disertai kelainan tingkah laku, sampai psikosis seperti
penderita sakit jiwa dan kadang kadang sampai tidak sadar, seperti meracau,
mengamuk, dan skizofrenia. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bias
beradaptasi dengan situasi nyatanya.
C.
Factor Penyebabnya
The following risk factor have been identified for postpartum
depression :
·
Marital problems (masalah dalam pernikahan)
·
Depression or anxiety during pregnancy (depresi atau perasaan
cemas selama masa kehamilan)
·
Poor or lacking social support systems (kemiskinan atau tidak
adanya dukungan sosial dari keluarga)
·
Stress or negative life events occurring during pregnancy
such as the death of a parent or close
relative or move to a new location previous post partum depression or mood
disorder (adanya stress atau kejadian buruk selama masa kehamilan seperti
kematian orang tua, atau orang terdekat atau perpindahan ke tempat baru, atau
gangguan alam perasaan.
·
Traumatic birth experience (pengalaman melahirkan yang
bersifat trauma)
·
Early hospital discharge following childbirth
·
History of severe prementual syndrome (PMS)
Factor
penyebab lainnyha terjadi pada kaum wanita yang sangat menderita di rumah
tanggany, hubungan dengan suami sangat buruk atau suami yang memang mempunyai
masalah yang serius, anak anak yang tidak menghormati dia dan masalah yang
sangat besar sekali.
Factor biologis yang paling banyak
terlibat adalah factor hormonal. Perubahan kadar hormone pada wanita memegang
peran penting ; perubahan suasana hati bias terjadi sesaaat sebelum menstruasi sesaat
sebelum menstruasi (ketegangan pramenstruasi) dan setelah persalinan (depresi
post partum). Perubahan hormone serupa bias terjadi pada wanita pemakai pil KB
yang mengalami depresi.
Kelainan fungsi tiroid yang sering
terjadi pada wanita, juga merupakan factor factor yang berperan dalam
terjadinya depresi. Depresi juga bias terjadi karena atau bersamaan dengan
sejumlah penyakit atau kelainan fisik. Kelainan fisik bias menyebabkan
terjadinya depresi secara ; langsung, misalnya ketika penyakit tiroid
menyebabkan berubahnya kadar hormone. Yang bias menyebabkan terjadinya depresi
tidak langsung, misalnya ketika penyakit atritis rematoid menyebabkan nyeri dan
cacat, yang bias menyebabkan depresi.
Ada pula kelainan fisik menyebabkan
depresi secara langsung dantidak langsung. Misalnya AIDS; secara langsung
menyebabkan depresi jika virus penyebabnya merusak otak; secara tidak langsung
menyebabkan depresi jika menimbulkan dampak negative terhadap kehidupan
penderitanya.
Menurut JM. Seno Adjie, spesialis
kebidanan dan kandungan dari FKUI/RSCM, kondisi yang disebut post partum
depression atau post partum blues itu terjadi pada minggu pertama setelah
melahirkan. Gradasinya tidak terlalu berat, seperti gangguan tidur, kecemasan,
mudah tersinggung dan nafsu makan berkurang.
Menurut C. Nell Epperson, asisten
professor psikiatri serta kebidanan dan kandungan daari Yale University School
of Medicine, New Haven, perubahan suasana hati tersebut bias diakibatkan oleh
fluktuasi hormone, yang terjadi selama dan sesaat pascapersalinan.
Factor penyebab gangguan ini belum
diketahui pasti. Namun, orang orang mempunyai latar belakang gangguan mental
dan pernah bermasalah secara psikis sebelum hamil, berisiko tinggi mengalami
post partum blues. Resikonya bias 2-3 kali lipat dibandingkan mereka yang tidak
mempunyai latar belakang masalah tersebut. Pada wanita yang tidak berisiko pun,
bila di saat persalinannya ada masalah, bias meningkatkan insiden PBB. Ibu yang
melahirkan dengan operasi karena terjadi keracunan kehamilan seperti
preeclampsia, bias berisiko mengalami PBB.
Berbagai obat yang diresepkan
terutama obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, bias
menyebabkan depresi. Sejumlah kelainan jiwa bias menyebabkan penderitanya
mengalami depresi. Misalnya penyakit kecemasan, alkoholisme dan penyalahgunaan
zat-zat lainnya, skizofrenia dan stadium awal dementia.
Kelainan fisik yang dapat menyebabkan depresi
1.
Efek samping obat-obatan :
Ø Amfetamin
Ø Obat anti psikosa
Ø Beta bloker
Ø Simetidin
Ø Pil KB
Ø Sikloserin
Ø Indometasin
Ø Air raksa
Ø Metidopa
Ø Reserpin
Ø Talium
Ø Vinblastin
Ø Vinkristin
2.
Infeksi
Ø AIDS
Ø Influenza
Ø Mononucleosis
Ø Sifilis (stadium lanjut)
Ø Tuberculosis
Ø Hepatitis virus
Ø Pneumonia virus
3.
Kelainan hormonal
Ø Penyakit Addison
Ø Penyakit cushing
Ø Hiperparatiroidisme
Ø Hipotirodisme dan
hipertirodime
Ø Hipopituitarisme
4.
Penyakit jaringan ikat
Ø Arthritis rematoid
Ø Lupus eritematosus
sistemik
5.
Kelainan neurologis
Ø Tumor otak
Ø Cedera kepala
Ø Sklerosis multiple
Ø Penyakit Parkinson
Ø Tidur apneu
Ø Stroke
Ø Epilepsy lobus temporalis
6.
Kelainan gizi
Ø Pellagra (kekurangan
vitamin B6)
Ø Anemia pernisiosa
(kekurangan vitamin B12)
7.
Kanker
Ø Kanker perut (indung
telur, usus besar)
Ø Kanker yang menyebar ke
seluruh tubuh
D.
Intervensi Keperawatan
1)
Anjurkan klien untuk istirahat dan lebih banyak beristirahat
karena kelelahan klien akan mendorong pada kelemahan yang mana pada gilirannya
dapat mendorong kea rah depresi.
2)
Cegah untuk tergesa gesa melakukan pekerjaan rumah tangga
meskipun pada saat bayi sedang tertidur.
3)
Coba untuk makan secara teratur, sekalipun selera makan klien
adalah kecil.
4)
.Lakukan beberapa latihan ringan.
5)
Bicarakan bersama sama keraguan dan ketakkutan yang dirasakannya,
hindari membicarakan sesuatu yang membuatnya merasa lebih buruk. Jika dia
mungkin dapat membantu jangan menambah tekanan dengan mengajaknya pindah ke
rumah atau disuruh membuat keputusan yang berat.
6)
Coba untuk mempunyai buku catatan harian, akan jadi suatu
saluran bermanfaat untuk menyalurkan perasaannya dan akan menolong ke arah
lebih baik.
7)
Jangan membebani dengan pemikiran pemikiran yang berat,
lakukan apa saja yang membuatnya merasa lebih baik dan berikan pujian ketika ia
mampu melakukan sesuatu betapapun kecilnya.
8)
Yang paling penting, jangan ditakiut takuti; setiap perempuan
yang menderita penyakit setelah kelahiran akan pulih pada waktunya.
Intervensi lainnya dapat
dilakukan dengan cara kolaboratif :
1)
Untuk mengatasinya, perawat dapat menganjurkan ibu untuk
tidur cukup, tidak dibebani banyak pikiran, misalnya karena ASI tidak keluar,
banyak bergerak dan beraktifitas seperti senam masa nifas, jalan pagi, menyapu
rumah dan lainnya. Sehingga proses sirkulasi darah menjadi baik. Oleh dokter,
biasanya ibu akan diberi vitamin C dosis tinggi, obat obatan penenang dan juga
menambah darah.
2)
Buat lingkungan yang nyaman dengan cara milieu therapy
3)
Bidan hendaknya membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene
4)
Batasi interaksi dengan orang lain kecuali yang membuatnya
merasa nyaman dan tenang
5)
Kolaborasi dengan perawat maternitas dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya
6)
Libatkan suami atau orang terdekat dalam implementasi asuhan
kebidanan
7)
Dukung untuk melakukan ibadah atau kolaborasi psikoreligius
terapi sesuai keyakinannya.
8)
Ciptakan suasana yang menyenangkan dengan music, bacaan,
tontonan yang membuatnya terhibur
9)
Wanita yang baru menjadi ibu sebaiknya didorong untuk
membicarakan perasaan serta ketakutannya.
10) Bersosialisasi dengan
kelompok dukungan dan teman, ikut berperan dalam membantu kesembuhannya. Mereka
juga dianjurkan mengkonsumsi makanan sehat guna memperbaiki suasana hatinya.
Kafein sebaiknya dihindari karena bias memicu kecemasan dan mengganngu suasana
hati.
11) Kolaborasi dengan bagian
gizi dalam pemberian menu yang seimbang; cegah dengan ikan tuna, mengkonsumsi
ikan salmon, sardine, dan jenis ikan laut lainnya bias membantu perempuan hamil
menghindari depresi sebelum dan setelah melahirkan, begitu yang disebutkan
sebuah penilitian seperti dikutip CBSNews. Com. Pada penilitan sebelumnya
disebutkan bahwa makanan laut, terutama ikan tuna,hering, salmon, dan sardine
mengandung asam lemak omega 3. Menurut para peneliti, asam lemak omega 3 dapat
menangkal depresi dan mempunyai efek proteksi terhadap penyakit jantung.
Meskipun begitu, banyak
yang mengkahawatirkan wanita hamil dalam mengasup makanan laut. Sebab, masih
ditemukan kontaminasi logam berat merkuri pada beberapa jenis makanan laut.
Para ahli masih merekomendasikan konsumsi beragam makanan laut tidak lebih dari
12 ounces (336 gram) perminggu. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 11.721
perempuan di inggris. Para periset menemukan, semakin banyak konsumsi asam
lemak omega 3 yang berasal dari makanan laut saat masa kehamilan trimester 3,
semakin kecil tanda tanda depresi mayor pada saat itu hingga 8 bulan setelah
melahirkan. Kenyataannya, tingkat depresi pada perempuan dengan asupan asam
lemak omega 3 tertinggi hanya setengahnya dibandingkan dengan perempuan dengan
asupan rendah.(Joseph, R. Hibbeln). Asupan dikategorikan tertinggi bila wanita
hamil mengkonsumsi 2-3 ekor ikan perminggu. Data menunjukkan, sedikit sekali
kandungan kandungan logam berat merkuri pada salmon dan dan remis. Suplemen
minyak ikan juga dinyatakan bebas merkuri.
12) Hasil penelitian tetap
bertahan setelah peneliti memasukkan factor lain yang mempengaruhi resiko
sakit. “Meski begitu, penelitian yang lebih definitive sebaiknya dilakukan
sebelum asam lemak omega 3 direkomendasikan bagi wanita hamil untuk mengurangi
atau menghindari depresi,” ujar Hibblen (ketua klinik rawat jalan di National
Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, Bethesdam AS). Hasil penelitian itu
dirilis pada pertemuan tahunan American Psyciatric Assosiation, tahun 2003.
13) Sekitar 10 % dari wanita
hamil yang mengalami PPB bias berlanjut menjadi depresi berat, sehingga bias
mempengaruhi fungsi mereka sebagai ibu. Angka itu bias melompat menjadi 13-15%
pada ibu baru. Post partum depression atau depresi pasca partum depression atau
depresi pasca persalinan dapat mengganggu interaksi ibu dengan bayi. Termasuk
membuat bayi berisiko mengalami masalah bahasa atau perkembangan fisik. Para
periset telah meneliti penggunaan obat antidepresan pada wanita hamil dan
menyusui, apakah berpotensi membahayakan janin dan bayi.”Hasil yang muncul
menunjukkan resiko rendah, meski ada beberapa penelitian yang melihat efek
jangka panjangnya,” ujar Katherine Wisner dari University of Pittsburgh, yang
melakukan penelitian depresi selama dan setelah kehamilan. “Penelitian ini
menunjukkan hubungan statistic yang kuat antara rendahnya asam lemak omega 3
dengan gejala depresif,” tambah Wisner.
Mengapa asam lemak omega 3
bisa mengurangi resiko depresi ??? Zat tersebut menjadi kunci penting dalam
membangun dinding pada otak. Hiibblen mengatakan, kadar asam lemak omega 3 yang
rendah dalam diet dihubungkan pula dengan rendahnya kadar zat kimia otak yang
disebut serotonin. Nah, rendahnya kadar serotonin inilah yang berkaitan dengan
depresi.
Wanita hamil rentan
terhadap rendahnya kadar asam lemak omega 3. “Karena janin mengambil cadangan
asam lemak omega 3 dalam tubuh ibu,”Ujar Hibbeln. Jika ibu tidak mengkonsumsi
asam lemak omega 3 dalam jumlah cukup, cadangan yang ada akan habis.
Adalah tugas para peneliti
menunjukkan kadar asam lemak yang dibutuhkan untuk mencegah depresi.” Ini akan
menjadi penemuan besar,”tambah Wisner.
0 komentar:
Posting Komentar