A. PENGERTIAN
Plasenta previa merupakan plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan
terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :
- Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
- Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
- Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.
- Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
B.
Ciri – ciri plasenta previa
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Denyut jantung janin ada
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12. Presentasi mungkin abnormal.
C. ETIOLOGI
Penyebab plasenta previa secara pasti
sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya
plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma),
sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah
plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
D. Diagnosis
plasenta previa :
1.
Anamnesis : adanya perdarahan
per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung tanpa sebab.
2.
Pemeriksaan luar : sering
ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka kepala belum masuk pintu atas
panggul.
3.
Inspekulo : adanya darah dari
ostium uteri eksternum.
4.
USG untuk menentukan letak
plasenta.
5.
Penentuan letak plasenta secara
langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan
ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh
karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.
D. Penatalaksanaan plasenta previa :
1. Konservatif bila :
a. Kehamilan kurang 37
minggu.
b. Perdarahan tidak ada
atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c. Tempat tinggal pasien
dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan selama 15
menit).
2. Penanganan aktif bila :
a. Perdarahan banyak tanpa
memandang usia kehamilan.
b. Umur kehamilan 37
minggu atau lebih.
c. Anak mati
Perawatan konservatif
berupa :
- Istirahat.
- Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
- Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
- Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi
perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap.
Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan
segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.
Penanganan aktif berupa :
- Persalinan per vaginam.
- Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan
dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi.
Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
1.
Plasenta previa marginalis
2.
Plasenta previa letak rendah
3.
Plasenta lateralis atau
marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu
atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka
lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam
bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi perdarahan
banyak, lakukan seksio sesar.
e. Indikasi melakukan
seksio sesar :
- Plasenta previa totalis
- Perdarahan banyak tanpa henti.
- Presentase abnormal.
- Panggul sempit.
- Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang).
- Gawat janin
Pada keadaan dimana tidak memungkinkan
dilakukan seksio sesar maka lakukan pemasangan cunam Willet atau versi Braxton
Hicks.
Daftar Pustaka
- Pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Perdarahan Antepartum. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bag. I. Jakarta. 1991 : 9-13.
- Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N, Rambulangi J. Penatalaksanaan Perdarahan Antepartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS, Ujung Pandang, 1997.
0 komentar:
Posting Komentar