STIKES MATARAM

STIKES MATARAM

Jumat, 16 November 2012

ABORTUS

ABORTUS




-          Infeksi Akut                        : Pneumonia, Thipii, septikemia, peritonitis
-          Gangguan Endokrin            : Gangguan produksi progesterone, thyroid
-          Gangguan Gizi/Anemia
-          Trauma, baik yang tidak disengaja (mischariage) maupun yang disengaja
  (provokatus)
-          Gangguan faal organ           : Hypoplasi uteri, tumor uterus, cervix pendek,
  retrofleksi uteri incarcerata, ggn endometrium



 


ABORTUS (mati janin < 22 mg/< 500 gr)











 


Abortus Spontan          Abortus Infeksiosa        Retensi Janin         Abortus Resiko tinggi
                                                                        (Missed abortion)         (Unsafe abortion)


·      Ab. Imminens         : perdarahan bercak, ada ancaman  kehamilan
·      Ab. Insipiens          : Perdarahan ringan dimana hasil konsepsi masih di cavum uteri
·      Ab. Inkomplit
·      Ab. Komplit




Perdarahan                               Nyeri Abdomen                        Kurang Pengetahuan

















 


Shock                          Gangguan Rasa Nyaman                                   Cemas


 


Resiko tinggi Infeksi      Devisit Vol. Cairan                   Gangguan Aktivitas                  


Pemeriksaan Diagnostik       :

1.  Test HCG Urine                  Indikator kehamilan                              Positif  
2. Ultra Sonografi                     Kondisi janin/cavum ut  terdapat janin/sisa janin
3. Kadar Hematocrit/Ht            Status Hemodinamika               Penurunan (< 35 mg%)
4. Kadar Hemoglobin               Status Hemodinamika               Penurunan (< 10 mg%)
5. Kadar SDP                          Resiko Infeksi                           Meningkat(>10.000 U/dl)
6. Kultur                                   Kuman spesifik             Ditemukan kuman




DIAGNOSA  KEPERAWATAN

  1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
  2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
  3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauteri
  4. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
  5. Cemas s.d kurang pengetahuan



INTERVENSI KEPERAWATAN :
  1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan  :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
a.       Kaji kondisi status hemodinamika
R : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi
b.      Ukur pengeluaran harian
R : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
c.       Berikan sejumlah cairan pengganti harian
R : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif
d.      Evaluasi status hemodinamika
R : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik

  1. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
a.       Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
R : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk
b.      Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan
R : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
c.       Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
R : Mengistiratkan klilen secara optimal
d.       Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien
R : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
e.       Evaluasi  perkembangan   kemampuan klien melakukan aktivitas
R : Menilai kondisi umum klien

  1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan  :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi :
a.       Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
R : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.
b.      Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
R : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
c.       Kolaborasi pemberian analgetika
R : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik


  1. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
Tujuan  :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi :
a.       Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau
R : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi
b.      Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan
R : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
c.       Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
R : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
d.      Lakukan perawatan vulva
R :Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
e.       Terangkan pada klien cara  mengidentifikasi tanda inveksi
R : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi
f.        Anjurkan pada suami untuk   tidak melakukan hubungan senggama se;ama masa perdarahan
R : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.

  1. Cemas s.d kurang pengetahuan
Tujuan  :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Intervensi :
a.       Kaji tingkat pengetahuan/persepsi  klien dan keluarga terhadap penyakit
R : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas
b.      Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
R : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit
c.       Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
R : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien
d.      Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
R : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan
e.       Terangkan hal-hal seputar aborsi  yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga
R : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.




Referensi :
1.      Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad(1981) Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung
2.      JNPKKR-POGI (2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
3.      Wong,Dona L& Perry, Shanon W (1998) Maternal Child Nursing Care, Mosby Year Book Co., Philadelphia
4.      – (--), Protap Pelayanan Kebidanan RSUD Dr. Sutomo Surabaya, Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar